Hygroma Colli pada janinku

hygroma colli pada janin

Kehamilan pertama adalah hal  yang sangat menyenangkan bagi para calon ibu, termasuk juga aku. Setiap bulan rutin cek up kehamilan ke dokter spesialis kandungan. Selama 5 bln perkembangan janin ku sehat-sehat saja,aktif dan semua tampak normal. Sampai di usia kehamilan 6 bln, saat cek up ada suatu hal yang sangat mengejutkan. Suasana ruangan pemeriksaan kehamilan ku yang tadinya ramai karena dokter, berubah jadi hening saat aku mulai iseng bertanya pada dokter apakah bisa di lihat dari USG saat ada kelainan pada janin? Dan dokter pun menjawab “bisa jika kelainan tersebut kelainan dari luar/tubuh”. Saat ngejawab pertanyaan iseng ku itu raut wajah dokter pun jadi berubah. Lamaaaaaaa banget dokter nyecan perut ku di satu titik. Bolak balik, olesin gel lagi, periksa lagi ke titik yang sama. Membuat ku jadi curiga. Terus aku tanya “kenapa dok?? Apa ada masalah dengan janin ku??” Dokter pun hanya diam, lalu mempersilahkan aku dan suami untuk duduk.Setelah itu beliau merujuk ku ke spesialis fetomaterna untuk USG 4D sekaligus minta second opinion karena beliau melihat ada sedikit kelainan penebalan di leher belakang pada janin.

Keesokan harinya aku dan suami langsung menemui dokter yang disarankan. Setelah di periksa dan USG 2D,3D,4D akhirnya kehamilan ku di diagnosa terkena Hygroma Colli. Hasil USG menunjukan ada penebalan/pembengkakan di area leher bagian depan, dengan diameter yang sudah lumayan besar. Mendengar diagnosa itu langsung gemetar lemas seluruh badan ku, begitu juga dengan suamiku. Orang awam mungkin biasa menyebutnya sebagai tumor getah bening. Kata dokter ini termasuk tumor jinak, dan kandungan ku akan di pantau setiap bulannya. Serangkaian tes TOURCH pun dilakukan untuk mengetahui penyebab terkenanya Hygroma Colli itu pada janinku. Hasil tes lab pun sudah keluar, menunjukkan Igg=positive (+) (angka paling banyak Rubbella) dan igm=negative (-). Itu artinya aku pernah terkena Rubbella 3bln sebelum aku melakukan tes TOURCH, tapi tubuhku mampu membuat antibody nya. Kita sebagai ibunya aman tidak berdampak apa-apa,tapi virus tersebut sedah menyerang sang janin. Yang menimbulkan adanya benjolan besar di leher janinku.

hygroma colli pada janin

Semakin tambah usia kehamilanku,semakin tambah besar pula diameter Hygroma Colli nya pada janinku. Tak ada solusi untuk penyembuhan janinku selama kehamilan. Efek sampingnya pun diutarakan dokter bahwa mungkin akan bisa mempengaruhi perkembangan bayiku kelak. Itu cukup membuat ku frustasi. Beruntung suami selalu menyemangati ku untuk tetap berusaha kuat menghadapi ujian ini. Dan dokter menyarankan kelahiran melalui operasi caesar agar bayiku bisa terselamatkan. Serta kemungkinan akan dilakukan operasi pengangkatan tumor pada bayiku setelah lahir.

Lalu aku dan suami berinisiatif untuk coba periksa ke dokter yang lain,kali aja ada solusi untuk penyembuhan janinku selama dalam kandungan. Ternyata jawaban dokter yang ke-3 ini malah ngebuat remuk hati. Karna di vonis bayiku tidak akan bertahan lama setelah lahir,serta menyarankan agar melahirkan secara normal saja agar bisa hamil lagi secepatnya. Itu berarti aku dengan sengaja harus membunuh bayi ku??? Oh… tidak!!!

Akhirnya aku melahirkan secara caesar seperti saran dokter ke-2 dan yang membantu persalinan juga. Yaaaa…saat aku mulai sadar dari bius setelah operasi aku melihat bayi ku sedang di bawa suster untuk di masukan ke incubator. Seketika menetes nih air mata ngeliat keadaan bayiku. Ada benjolan sangat besar di leher depannya. Berat bayiku 3,6kg , alhamdulilah semuanya sehat kata dokter anaknya. Sambil menunggu serangkaian tes lab dan hasilnya, bayiku berada di ruang PBRT (perawatan bayi resiko tinggi) untuk dipantau perkembangannya dan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelamatkan bayiku.Huuuhh… jadi baper kalo inget kejadian itu.
Bersambung dulu yaahh ceritanyaa.. mo nyari tissue dulu.